Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019
Nabi Nuh dalam Al Quran dan Taurat                 Di atas bumi , dengan cakrawala langit dan daratannya yang membentang luas. Nabi Adam As berdiri tegar sebagai nabi pertama sekaligus bapak seluruh manusia , Nabi Adam As mempunyai tekad yang besar untuk terus mendakwahkan Islam kepada keturunannya, dijelaskan dalam hadits dari Abu Dzar Ra, bahwa dirinya bertanya kepada   Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “ Berapa jarak waktu antara Adam dan Nuh ?, Nabi menjawab, Sepuluh generasi..” . Ibnu Abbas Ra juga ikut menyatakan bahwa, “Antara Adam dan Nuh terpaut sepuluh generasi. Mereka semua berpegang teguh pada Islam..”. Nabi-nabi yang datang selalu mewasiatkan kepada para penerusnya untuk selalu beriman dan bertauhid kepada Allah ‘Azza wa Jalla.                 Seiring waktu berjalan, seiring zaman berganti ternyata umat manusia mulai berbelok dalam bertauhid. Iblis secara perlahan semakin mesra untuk berbisik ke dalam jiwa manusia, maka mulai banyak berhala-hala yang dibuat s

Ketika Para Nabi, Menyendiri

                 Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin giat untuk melakukan ikhtila’ (menyendiri) di Gua Hira, saat usianya semakin mendekati empat puluh tahun. Allah ’Azza wa Jalla sengaja menumbuhkan pada diri Nabi rasa bahagia dalam menjalani aktivitas menyendiri yang sering kali dijalankan   hingga beberapa malam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam dalam dimensi ikhtila’ nya berusaha untuk menajamkan alam spiritual dan intelektual demi memahami tentang realitas sosial dan kebudayaan yang berkembang di masyarakatnya, serta menapaki hakikat terdalam dari lintasan-lintasan rohani yang semakin memuncak dalam batinnya.             Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam akhirnya mencapai puncak spiritualitas saat suatu hari Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu dan berkata, “Bacalah..”, Nabi menjawab, “ Aku tidak dapat membaca..”, Malaikat Jibril terus mengulang kata yang sama sambil beberapa kali memeluk Nabi hingga membuat Nabi menjadi

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (05)

Interaksi Islam dengan Kerajaan Majapahit                        Kerajaan Majapahit yang beribukota di Trowulan telah mempunyai kota-kota pelabuhan seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Jaratan, Canggu di wilayah pantai utara Jawa Timur. Gambaran dari kota-kota tersebut   dapat diamati dalam literatur-literatur berbahasa Jawa, seperti Nagarakertagama dan Pararaton. Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan maritim-agraris mengembangkan perdagangan internasionalnya dengan disokong oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Kedua sungai tersebut berfungsi sebagai jalur perairan utama untuk mengirim semua jenis komoditas dari daerah pedalaman ke kota-kota pelabuhan, diantara komoditas ekspor yaitu beras yang diekspor ke Maluku dan Tiongkok, Lada dari Pacitan juga dikirim ke Tiongkok., serta komoditas lainnya yang   dibawa melalui Tuban seperti garam,rempah-rempah,mutiara,kulit penyu,emas,perak,kayu cendana, dan lainnya.                 Menarik untuk men

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (04)

Perkembangan Islam dalam Geo-Ekonomi dan Geo-Politik   Nusantara                    Ekspedisi perdagangan menjadi komponen penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Kehadiran Islam di beberapa pantai yang ada di daerah geografis melayu adalah hasil dari berjalannya   rute pelayaran dan ekspedisi perdagangan dari Arab-Persia-India-dunia Melayu-Tiongkok. Catatan Tionghoa dan Arab sekitar abad ke-7 dan 8 M ikut memberi bukti bahwa adanya pelayaran serta jaringan perdagangan di mana para pedagang Arab dan Persia turut berperan aktif dalam   perdagangan internasional melalui Selat Malaka terus ke Tionghoa. Dampak yang sangat terasa dari berlangsungnya jaringan perdagangan tersebut adalah   tumbuhnya kota-kota   muslim di nusantara.               Tome Pires juga menyampaikan keberadaan para pedagang di pesisir utara Jawa yang berasal dari Persia, Arab, Gujarat, Bengal, Melayu, dan   bangsa lainnya. Bahkan hubungan pelayaran dan pelayaran sudah sampai Maluk

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (03)

Peran Ulama dalam Gerakan Pendidikan Islam                Hadirnya para pedagang muslim di Nusantara ikut banyak memberikan kontribusi terhadap perkembangan dakwah yang ada, perkampungan muslim menjadi banyak terbentuk di berbagai daerah. Selain pedagang, pihak yang turut memberikan dorongan besar terhadap kuatnya gelombang dakwah Islam adalah kalangan Ulama. Karena adanya para Ulama, pendidikan keislaman bisa diselenggarakan sehingga masyarakat mampu memahami secara benar   terkait agama Islam yang penuh rahmat.Tome Pires dalam catatannya menjelaskan bahwa para mullah ikut menyertai para pedagang yang datang ke beberapa pelabuhan di Malaka, Jawa, dan lainnya. Tome Pires juga menyebutkan tentang penguasa-penguasa Jawa di pesisir pantai telah menjadi Muslim. Dia juga mengatakan bahwa disana telah banyak para pedagang    yang berasal dari Persia, Arab, Gujarat, Bengali, Melayu dan kebangsaan lainnya. Mereka berhasil membuat masjid dan para mullah banyak datang dari lu

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (02)

Ikatan Ekonomi, Masyarakat, dan Keluarga                   Faktor lain yang menjadi sebab   Islam mampu berkembang sejak abad ke -7 yaitu   adanya   jalur perdagangan   laut yang saling terhubung antara timur dan barat asia. , terutama pasca kemunculan dan perkembangan tiga dinasti kuat, yaitu Kekhalifahan Umayyah (660-749 M) di Asia Barat, Dinasti Tang (618-907 M) di Asia Timur dan Kerajaan Sriwijaya (7-14 M) di Asia Tenggara. Kekhalifahan Umayyah saat itu dikenal agresif karena wilayah penaklukannya yang begitu besar. Mulai dari wilayah Eropa, Afrika hingga Asia. Keadaan tersebut membuat jangkauan perdagangan dan dakwah Islam menjadi lebih luas, termasuk meliputi kawasan Nusantara.            Pedagang muslim yang datang ke pusat perdagangan di wilayah-wilayah Melayu   kemungkinan besar juga tak bisa langsung kembali. Mereka menunggu barangnya sampai habis terjual dan menanti musim agar bisa berlayar kembali. Karena itu akhirnya mereka menetap dalam   waktu ber

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (01)

Kedatangan Islam di Nusantara             Islam mulai hadir di Nusantara sekitar abad ke 7   M. Pernyataan tersebut berlandaskan riset yang dijalankan oleh W.P Groenevelt , T.W Arnold, Prof Syed Naguib Al-Attas, George Fadlo Hourani, J.C Van Leur, Buya Hamka, dan Dr.Uka Tjandrasasmita. Bukti ilmiah yang bisa menjadi rujukan berupa catatan Tionghoa dari dinasti Tang   yang diantaranya menyebutkan sejumlah orang dari Ta-shih yang batal untuk menyerang Kerajaan Ho-Ling di bawa rezim Ratu Sima(674 M) karena kuatnya kekuasaan Ratu Sima. Arti dari kata “Ta-shih” sendiri diidentifikasikan oleh Groeneveldt sebagai “orang-orang Arab” yang menetap di pantai barat Sumatera.. Ta-shih juga disebutkan dalam catatan lain seperti catatan Jepang yang menjelaskan tentang perjalanan seorang biarawan Kanshin (748 M) yang menemukan Ta-shih-kuo dan perahu-perahu Po-sse di Khanfu (Kanton). Terkait catatan Jepang tersebut, Rita Rose Di Meglio berpendapat bahwa Po-sse bisa diidentiikasika