Abah sering kali mengajak para santrinya untuk berziarah ke
makam para Wali Allah, kenangan saya tentang beliau adalah jaketnya yang cukup
tebal dan berwarna abu-abu atau hitam yang biasa dipakai saat agenda ziarah,
keberangkatan kami biasanya juga mendekati tengah malam, entah itu berziarah ke
Sunan Ampel maupun ke Sunan Giri. Pengalaman berziarah ternyata ikut membentuk pribadi para santri agar tetap dekat serta
mencintai para ulama, para kyai yang sudah wafat maupun yang masih hidup.
Diantara
pengalaman yang bermakna, ketika Abah mengajak para santrinya untuk berziarah
ke makam KH Ali Mas’ud yang berada di Pagerwojo, Sidoarjo. Perjalanan saat itu
terasa nikmat karena ada spirit yang sama yaitu ingin mengunjungi makam Wali
Allah. Sesampainya di lokasi, ternyata keadaannya sudah cukup ramai dengan para
peziarah lainnya. Abah langsung mengarahkan para santrinya untuk segera bersiap
melaksanakan tahlilan di dekat makam KH Ali Mas’ud. Tahlilan berjalan dengan khusuk, ditambah
dengan rangkaian tawassul yang makin menjadikan ikatan spiritual maupun
intelektual bertambah erat terjalin.
Berkaitan
dengan KH Ali Mas’ud , yang akrab disapa Gus ‘Ud. Abah sendiri pernah bercerita
bahwa Gus ‘Ud itu sejak kecil sudah mempunyai banyak karomah, salah satunya
adalah saat hari sedang hujan dan Gus ‘Ud melewati jalanan yang basah, maka
ketika Gus ‘Ud melangkahkan kakinya ke dalam masjid, ternyata tidak berbekas
apa-apa. Tidak ada jejak kaki yang basah ataupun kotor, semuanya terlihat
kering. Padahal Gus ‘Ud baru saja dari jalanan yang kondisinya basah dan tanpa
menggunakan alas kaki, sehingga tampak anti-air.
Dari cerita
tersebut, pastinya kita merasa heran dan tak logis, tapi memang seperti itulah
karomah yang dipunyai para Wali Allah,
dan kita harus meyakininya karena karomah memang nyata ada dalam kehidupan ini
dan karomah adalah bagian dari dimensi spiritual para Wali Allah.
Maturnuwun,
Komentar
Posting Komentar