Interaksi Islam dengan
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit yang beribukota di Trowulan
telah mempunyai kota-kota pelabuhan seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Jaratan,
Canggu di wilayah pantai utara Jawa Timur. Gambaran dari kota-kota
tersebut dapat diamati dalam
literatur-literatur berbahasa Jawa, seperti Nagarakertagama dan Pararaton. Kerajaan
Majapahit sebagai kerajaan maritim-agraris mengembangkan perdagangan
internasionalnya dengan disokong oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Brantas
dan Sungai Bengawan Solo. Kedua sungai tersebut berfungsi sebagai jalur
perairan utama untuk mengirim semua jenis komoditas dari daerah pedalaman ke
kota-kota pelabuhan, diantara komoditas ekspor yaitu beras yang diekspor ke
Maluku dan Tiongkok, Lada dari Pacitan juga dikirim ke Tiongkok., serta
komoditas lainnya yang dibawa melalui
Tuban seperti garam,rempah-rempah,mutiara,kulit penyu,emas,perak,kayu cendana,
dan lainnya.
Menarik
untuk menjadi catatan bahwa pada abad ke
14, ketika Majapahit mencapai puncak kekuasaannya, pedagang-pedagang Muslim
telah berhasil membentuk hubungan
perdagangan dan kekeluargaan yang baik dengan Majapahit . Hal itu dibuktikan
oleh penemuan batu nisan di situs Troloyo dekat Trowulan, ibukota Majapahit,
dan ketika Majapahit mulai mengalami kemunduran, kota-kota pelabuhan seperti
Tuban,Gresik,Sedayu,dan Jaratan mengalami perpindahan kewenangan , dengan
menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Demak.
.......
Wildan Taufiqur Rahman
(Pengamat Sejarah Islam)
Komentar
Posting Komentar