Malam belum sepenuhnya utuh, magrib
baru saja berlalu, Faqih berdiri mengamati sang ayah yang baru saja selesai
membaca Ratib Al Haddad , yang kemudian berjalan ke perpustakaan keluarga
lalu mengambil salah satu buku untuk dibaca, kebetulan buku yang diambil
berjudul History of Genghis Khan karya John Man, lantas Faqih berjalan
mendekat pada sang ayah lalu berkata setengah berbisik , “Kenapa ayah baca buku
?”, mendengar pertanyaan tersebut sang ayah tersenyum sambil melihat anak
laki-lakinya, dan baginya ini bukan pertanyaan sederhana, ini bukan pertanyaan
biasa, menurutnya ini pertanyaan peradaban yang akan membawa pada perenungan
yang panjang.
Sang ayah agak bingung harus menjawab
bagaimana, lalu sambil memandang anaknya sang ayah menjawab, “ Ayah baca buku
karena ayah suka buku ..”, sebuah jawaban
untuk seorang anak umur empat tahun, Faqih mendapat jawaban tersebut
hanya tampak diam, mungkin saja dalam dirinya sedang terjadi dialektika. Sang
ayah menunjukkan pada anaknya, isi dari buku yang dibaca, tentang sebuah peta kekuasaan Mongol masa kepemimpinan
Genghis Khan yang meliputi Cina, Timur Tengah, Rusia, bahkan menyentuh Asia
Tenggara.
Sang ayah memangku anaknya mengajak membaca bersama, dalam hati sang ayah berkata,
“wahyu
pertama yang turun pada kanjeng nabi adalah perintah untuk membaca, sehingga membaca
adalah suatu hal yang utama, dan dengan membaca lahirlah peradaban, jika
ditafsirkan secara lebih luas, membaca berkaitan dengan dua hal yaitu teks dan
konteks, secara teks maka kita perlu untuk mengistiqomahkan sekaligus
membudayakan membaca buku kemudian menganalisis buku yang dibaca, dan secara
konteks kita perlu menumbuhkan kemampuan untuk membaca realitas yang dinamis
dalam masyarakat kita, menelaah dan mengambil hikmahnya”
…..
Surabaya,
14 Syawal 1446 H
-Wildan
Taufiqur Rahman
Komentar
Posting Komentar