Langsung ke konten utama

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (02)






Ikatan Ekonomi, Masyarakat, dan Keluarga


                  Faktor lain yang menjadi sebab  Islam mampu berkembang sejak abad ke -7 yaitu  adanya  jalur perdagangan  laut yang saling terhubung antara timur dan barat asia. , terutama pasca kemunculan dan perkembangan tiga dinasti kuat, yaitu Kekhalifahan Umayyah (660-749 M) di Asia Barat, Dinasti Tang (618-907 M) di Asia Timur dan Kerajaan Sriwijaya (7-14 M) di Asia Tenggara. Kekhalifahan Umayyah saat itu dikenal agresif karena wilayah penaklukannya yang begitu besar. Mulai dari wilayah Eropa, Afrika hingga Asia. Keadaan tersebut membuat jangkauan perdagangan dan dakwah Islam menjadi lebih luas, termasuk meliputi kawasan Nusantara.


          Pedagang muslim yang datang ke pusat perdagangan di wilayah-wilayah Melayu  kemungkinan besar juga tak bisa langsung kembali. Mereka menunggu barangnya sampai habis terjual dan menanti musim agar bisa berlayar kembali. Karena itu akhirnya mereka menetap dalam  waktu berbulan-bulan sebelum mereka bisa berangkat. Biasanya mereka tinggal berkelompok di perkampungan dekat pelabuhan kota. Perkampungan jenis ini sering disebut “Pakojan” yang berarti sebuah kampung pedagang muslim yang datang dari Arab, Persia, India, Tamil, dengan adanya perkampungan kaum muslim membuat  dakwah Islam menjadi lebih dekat dan membumi. Masyarakat lokal makin mengenal Islam selain dari interaksi  dagang  juga  melalui jalinan pernikahan antara pedagang muslim dengan penduduk lokal sehingga terbentuklah  keluarga-keluarga muslim yang bisa menjadi landasan untuk pengembangan dakwah di tengah masyarakat.


               Dilihat dari sudut pandang ekonomi, pedagang muslim juga mempunyai status yang tinggi di tengah masyarakat lokal. Karena itu para bangsawan dan raja lebih menginginkan pernikahan antara putri mereka dengan pedagang muslim. Pernikahan silang seperti itu memang sering terjadi. Dalam Babad Tanah Jawi dijelaskan bahwa adanya pernikahan antara putri Campa dan Raja Majapahit, Brawijaya, disebutkan pula Maulana Ishak menikahi putri Raja Blambangan yang kemudian melahirkan Sunan Giri, serta pernikahan antara Sunan Ampel dengan Nyai Gede Manila , putri Tumenggung Wilwatika (Majapahit).  Babad Cirebon juga menyebutkan pernikahan antara Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawung Anten, dan Sejarah Tuban menceritakan pernikahan putri Raden Ayu Teja, beliau putri dari Aria Ikara dari Tuban, dengan orang Arab bernama Syekh Ngabdurrahman yang akhirnya memiliki seorang putra bernama Syekh Jali. Pernikahan ikut memperlancar proses islamisasi hingga akhirnya memunculkanl negeri-negeri Islam.


......


Wildan Taufiqur Rahman
(Pengamat Sejarah Islam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandangan : Nama dan Asal-Usulnya

              Kandangan merupakan sebuah kelurahan atau desa yang berada di Kecamatan Benowo, Surabaya. Kandangan   secara   wilayah   berbatasan dengan Klakahrejo (barat), Banjarsugihan (timur),   Tambak Langon (utara),   Bringin (selatan). Kandangan secara administrasi daerah mempunyai 7 Ketua RW, 41 Ketua RT, lalu lahan yang ada di Kandangan selain digunakan untuk kawasan pemukiman warga juga dipakai untuk sekolahan, pasar, perkantoran, dan sebagiannya lagi berwujud tambak serta persawahan. Kandangan sebagai bagian dari wilayah Kota Surabaya mempunyai jejak-jejak sejarah yang patut untuk kita ketahui, dan   kita berharap masyarakat Kandangan tetap mampu menjaga identitasnya dengan terus merawat cerita-cerita leluhur yang disampaikan dari generasi ke generasi, serta melestarikan peninggalan-peninggalan arkeologi/ sejarah yang selama ini ada di tengah masyarakat. Nama Kandangan Berdasarkan riwayat sejarah yang di...

Ketika Seorang Anak Bertanya Pada Sang Ayah : “Kenapa ayah baca buku ?”

              Malam belum sepenuhnya utuh, magrib baru saja berlalu, Faqih berdiri mengamati sang ayah yang baru saja selesai membaca Ratib Al Haddad , yang kemudian berjalan ke perpustakaan keluarga lalu mengambil salah satu buku untuk dibaca, kebetulan buku yang diambil berjudul History of Genghis Khan karya John Man, lantas Faqih berjalan mendekat pada sang ayah lalu berkata setengah berbisik , “Kenapa ayah baca buku ?”, mendengar pertanyaan tersebut sang ayah tersenyum sambil melihat anak laki-lakinya, dan baginya ini bukan pertanyaan sederhana, ini bukan pertanyaan biasa, menurutnya ini pertanyaan peradaban yang akan membawa pada perenungan yang panjang.             Sang ayah agak bingung harus menjawab bagaimana, lalu sambil memandang anaknya sang ayah menjawab, “ Ayah baca buku karena ayah suka buku ..”, sebuah jawaban   untuk seorang anak umur empat tahun...

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (05)

Interaksi Islam dengan Kerajaan Majapahit                        Kerajaan Majapahit yang beribukota di Trowulan telah mempunyai kota-kota pelabuhan seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Jaratan, Canggu di wilayah pantai utara Jawa Timur. Gambaran dari kota-kota tersebut   dapat diamati dalam literatur-literatur berbahasa Jawa, seperti Nagarakertagama dan Pararaton. Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan maritim-agraris mengembangkan perdagangan internasionalnya dengan disokong oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Kedua sungai tersebut berfungsi sebagai jalur perairan utama untuk mengirim semua jenis komoditas dari daerah pedalaman ke kota-kota pelabuhan, diantara komoditas ekspor yaitu beras yang diekspor ke Maluku dan Tiongkok, Lada dari Pacitan juga dikirim ke Tiongkok., serta komoditas lainnya yang   dibawa melalui Tuban seperti garam,rempah-rempah,mutiara,kulit penyu,emas,per...