Langsung ke konten utama

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (04)





Perkembangan Islam dalam Geo-Ekonomi dan Geo-Politik  Nusantara
           


       Ekspedisi perdagangan menjadi komponen penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Kehadiran Islam di beberapa pantai yang ada di daerah geografis melayu adalah hasil dari berjalannya  rute pelayaran dan ekspedisi perdagangan dari Arab-Persia-India-dunia Melayu-Tiongkok. Catatan Tionghoa dan Arab sekitar abad ke-7 dan 8 M ikut memberi bukti bahwa adanya pelayaran serta jaringan perdagangan di mana para pedagang Arab dan Persia turut berperan aktif dalam  perdagangan internasional melalui Selat Malaka terus ke Tionghoa. Dampak yang sangat terasa dari berlangsungnya jaringan perdagangan tersebut adalah  tumbuhnya kota-kota  muslim di nusantara.


             Tome Pires juga menyampaikan keberadaan para pedagang di pesisir utara Jawa yang berasal dari Persia, Arab, Gujarat, Bengal, Melayu, dan  bangsa lainnya. Bahkan hubungan pelayaran dan pelayaran sudah sampai Maluku, pesisir selatan Kalimantan dan Sulawesi. Berdasarkan fakta tersebut kita bisa pahami bahwa telah  terdapat jalur pelayaran dan jaringan perdagangan di Nusantara yang bersifat regional dan internasional. Ramainya rute perdagangan juga menyebabkan munculnya komunitas-komunitas muslim di kota-kota pelabuhan , yang akhirnya ikut mendukung munculnya eksistensi baru sebagai masyarakat muslim di Nusantara yang berwujud kesultanan, dan yang perlu kita tahu sejumlah kesultanan mulai dari Samudra Pasai, Aceh, Malaka, Demak, Cirebon, Banten, Ternate-Tidore, Gowa-Tallo, Kutai, Mataram dari abad ke -13 sampai abad-18 telah turut aktif dalam pelayaran dan perdagangan . serta mempunyai kota pelabuhan yang juga berfungsi sebagai ibu kota kesultanan, dari fakta-fakta yang dijelaskan diatas kita juga bisa menyimpulkan bahwa telah ada proses integrasi antara Islam dengan pusat-pusat perekonomian dan politik  kenusantaraan.


            Pengaruh Islam juga semakin menguat pasca makin melemahnya Kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-12 dan ke-13 M sebagaimana dituturkan oleh Chou-Chu-ei dalam catatan Ling-Wa-Tai-ta (1178 M). Kelemahan Sriwijaya menyebabkan ketidakmampuan mereka untuk mengontrol rute perdagangan internasional di sekitar Selat Malaka. Kondisi tersebut ikut memberikan peluang bagi munculnya Samudra Pasai sebagai kesultanan pada abad ke-13. 


......


Wildan Taufiqur Rahman
(Pengamat Sejarah Islam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandangan : Nama dan Asal-Usulnya

              Kandangan merupakan sebuah kelurahan atau desa yang berada di Kecamatan Benowo, Surabaya. Kandangan   secara   wilayah   berbatasan dengan Klakahrejo (barat), Banjarsugihan (timur),   Tambak Langon (utara),   Bringin (selatan). Kandangan secara administrasi daerah mempunyai 7 Ketua RW, 41 Ketua RT, lalu lahan yang ada di Kandangan selain digunakan untuk kawasan pemukiman warga juga dipakai untuk sekolahan, pasar, perkantoran, dan sebagiannya lagi berwujud tambak serta persawahan. Kandangan sebagai bagian dari wilayah Kota Surabaya mempunyai jejak-jejak sejarah yang patut untuk kita ketahui, dan   kita berharap masyarakat Kandangan tetap mampu menjaga identitasnya dengan terus merawat cerita-cerita leluhur yang disampaikan dari generasi ke generasi, serta melestarikan peninggalan-peninggalan arkeologi/ sejarah yang selama ini ada di tengah masyarakat. Nama Kandangan Berdasarkan riwayat sejarah yang di...

Ketika Seorang Anak Bertanya Pada Sang Ayah : “Kenapa ayah baca buku ?”

              Malam belum sepenuhnya utuh, magrib baru saja berlalu, Faqih berdiri mengamati sang ayah yang baru saja selesai membaca Ratib Al Haddad , yang kemudian berjalan ke perpustakaan keluarga lalu mengambil salah satu buku untuk dibaca, kebetulan buku yang diambil berjudul History of Genghis Khan karya John Man, lantas Faqih berjalan mendekat pada sang ayah lalu berkata setengah berbisik , “Kenapa ayah baca buku ?”, mendengar pertanyaan tersebut sang ayah tersenyum sambil melihat anak laki-lakinya, dan baginya ini bukan pertanyaan sederhana, ini bukan pertanyaan biasa, menurutnya ini pertanyaan peradaban yang akan membawa pada perenungan yang panjang.             Sang ayah agak bingung harus menjawab bagaimana, lalu sambil memandang anaknya sang ayah menjawab, “ Ayah baca buku karena ayah suka buku ..”, sebuah jawaban   untuk seorang anak umur empat tahun...

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (05)

Interaksi Islam dengan Kerajaan Majapahit                        Kerajaan Majapahit yang beribukota di Trowulan telah mempunyai kota-kota pelabuhan seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Jaratan, Canggu di wilayah pantai utara Jawa Timur. Gambaran dari kota-kota tersebut   dapat diamati dalam literatur-literatur berbahasa Jawa, seperti Nagarakertagama dan Pararaton. Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan maritim-agraris mengembangkan perdagangan internasionalnya dengan disokong oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Kedua sungai tersebut berfungsi sebagai jalur perairan utama untuk mengirim semua jenis komoditas dari daerah pedalaman ke kota-kota pelabuhan, diantara komoditas ekspor yaitu beras yang diekspor ke Maluku dan Tiongkok, Lada dari Pacitan juga dikirim ke Tiongkok., serta komoditas lainnya yang   dibawa melalui Tuban seperti garam,rempah-rempah,mutiara,kulit penyu,emas,per...