Langsung ke konten utama

Nabi Nuh dalam Al Quran dan Taurat

                Di atas bumi , dengan cakrawala langit dan daratannya yang membentang luas. Nabi Adam As berdiri tegar sebagai nabi pertama sekaligus bapak seluruh manusia , Nabi Adam As mempunyai tekad yang besar untuk terus mendakwahkan Islam kepada keturunannya, dijelaskan dalam hadits dari Abu Dzar Ra, bahwa dirinya bertanya kepada  Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ Berapa jarak waktu antara Adam dan Nuh ?, Nabi menjawab, Sepuluh generasi..” . Ibnu Abbas Ra juga ikut menyatakan bahwa, “Antara Adam dan Nuh terpaut sepuluh generasi. Mereka semua berpegang teguh pada Islam..”. Nabi-nabi yang datang selalu mewasiatkan kepada para penerusnya untuk selalu beriman dan bertauhid kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

                Seiring waktu berjalan, seiring zaman berganti ternyata umat manusia mulai berbelok dalam bertauhid. Iblis secara perlahan semakin mesra untuk berbisik ke dalam jiwa manusia, maka mulai banyak berhala-hala yang dibuat sebagai jalan persembahan. Peristiwa tersebut akhirnya membawa manusia pada kesesatan intelektual dan ternodanya kesucian keimanan, maka dalam ekosistem kesyirikan yang semakin meluas tersebut, Allah ‘Azza wa Jalla mengutus manusia yang mulia yaitu Nuh As untuk mencerahkan serta meluruskan sosiologi keagamaan umat manusia yang telah banyak mengalami distorsi. Nabi Nuh As menjalankan gerakan dakwahnya selama 950 tahun. Nabi Nuh As merupakan rasul pertama yang diutus untuk umat manusia. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Ra bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Mereka kemudian menemui Adam lalu berkata, Wahai Adam, engkau ayah manusia, Allah menciptakanmu dengan Tangan Nya, meniupkan ruh (penciptaan) – Nya pada dirimu, memerintahkan  para malaikat bersujud kepadamu, dan menempatkanmu ke dalam Surga. Tidakkah engkau memintakan syafaat untuk kami kepada Rabbmu ?, Apakah engkau tidak melihat kondisi kami dan apa yang menimpa kami?, Adam berkata, Rabbku murka yang belum pernah Dia murka seperti itu sebelumnya, dan tidak akan marah seperti itu setelahnya. Dia pernah melarangku (memakan buah) pohon, tapi aku durhaka pada Nya. Jiwaku (yang seharusnya diberi syafaat), jiwaku (yang seharusnya diberi syafaat). Temuilah Nuh, mereka kemudian mendatangai Nuh As lalu berkata, “Wahai Nuh!, Engkau adalah rasul pertama di Bumi, Allah menyebutmu sebagai hamba yang pandai bersyukur..” (al-Hadits).



                Nabi Nuh As menjalankan tanggung jawab dakwahnya dengan metode kesabaran, Nabi Nuh As terus secara konsisten menyeru pada umatnya agar bertaubat dan menghentikan tradisi menyembah berhala. Nabi Nuh As berkata pada umatnya,

          “Wahai kaumku!, Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu)sembahlah Allah, bertakwalah kepada Nya dan taatlah kepadaku.”(QS Nuh;2-3).

“Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat)..”(Al-A’raf:59)

                “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?..”(Al-A’raf:65) .

                Umat Nabi Nuh As mendengar ajakan-ajakan itu, menjadi semakin keras hati dan menolak apa-apa yang disampaikan oleh Nabi Nuh As, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur;an

           “Sungguh, mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka..”(An-Najm;52)

                “Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik..”(Adz-Dzariyat:46)

                Nabi Nuh As beserta kondisi umatnya juga tercantum dalam Taurat (Perjanjian Lama), disana dijelaskan bahwa,

                “Allah melihat bahwa kejahatan manusia semakin besar di bumi, dan bahwa segala angan-angan dan maksud hatinya hanyalah kejahatan. Maka kecewalah hati Allah karena ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu menyedihkan hati Nya. Berfirmanlah Allah, ‘ Aku akan menghapuskan manusia yang telah Ku ciptakan itu dari muka bumi (manusia, juga hewan,binatang melata,dan burung-burung di udara) sebab hati Ku kecewa bahwa Aku telah menjadikan mereka’, tetapi Nuh mendapat mendapat rahmat dalam pandangan Allah.." ( Kejadian;6)

“Inilah riwayat Nuh, seorang yang benar dan tak tercela diantara orang-orang yang sezamannya. Nuh hidup dalam hubungan yang akrab dengan Allah. Ia dikaruniai tiga orang anak laki-laki yaitu Sem, Ham, dan Yafet. Sementara itu, bumi sudah bobrok dihadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah mengamati bumi, dan sungguh, betapa bobroknya!, Semua manusia  hidup dalam kebobrokan di bumi..” ( Kejadian;6)

                “Maka, berfirmanlah Allah kepada Nuh, ‘Aku telah menetapkan untuk menyudahi hidup semua manusia sebab bumi ini penuh dengan kekerasan karena mereka. Sesungguhnya, aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi..” ( Kejadian;6)

                Dengan berlandaskan pada Al Quran dan Taurat, kita bisa membangun perspektif bersama bahwa Nabi Nuh As adalah seorang utusan Allah yang berakhlak mulia, Nabi Nuh As hidup dan berdakwah ditengah kondisi umat manusia yang sedang mengalami penyimpangan besar-besaran. Nabi Nuh As dalam kaca mata modernisme juga bisa dipandang sebagai seorang seniman yang ahli dalam pengolahan kayu, selain itu Nabi Nuh As juga seorang ahli Botani, ahli Zoologi, sekaligus Arsitek Kapal yang pertama di dunia. Nabi Nuh As dibekali oleh Allah ‘Azza wa Jalla kemampuan intelektual dan spiritualitas yang tinggi, sehingga bisa mengarungi waktu yang sangat panjang untuk terus berdakwah di tengah umat yang tersesat.

                Nabi Nuh As termasuk manusia yang teguh dalam pendirian, walau ada banyak penghinaan Nabi Nuh AS tetap terus berdakwah. Bahkan umat Nabi Nuh As mengancam,

                “Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati)..” (Asy-Syu’ara;116)

                Dari membaca jejak kronologi perjuangan Nabi Nuh As, kita bisa mendapatkan pelajaran penting bahwa dalam mendakwahkan tauhid yang lurus sesuai syariat Allah ‘Azza wa Jalla membutuhkan bekal ilmu dan keutuhan jiwa yang teguh. Karena memang tak mudah namun semua itu akan berbuah Surga Nya, dan kita menjadi sangat tahu berdasarkan riwayat dari Al Quran dan Taurat tentang betapa bahayanya kesyirikan, berawal dari satu langkah kesyirikan maka akan membuka sistem-sistem kemaksiatan yang lainnya. Semoga kita semua selalu di istiqomahkan di jalan Allah ‘Azza wa Jalla. Aminn.

.....
Wildan Taufiqur Rahman
(Pengamat Sejarah)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandangan : Nama dan Asal-Usulnya

              Kandangan merupakan sebuah kelurahan atau desa yang berada di Kecamatan Benowo, Surabaya. Kandangan   secara   wilayah   berbatasan dengan Klakahrejo (barat), Banjarsugihan (timur),   Tambak Langon (utara),   Bringin (selatan). Kandangan secara administrasi daerah mempunyai 7 Ketua RW, 41 Ketua RT, lalu lahan yang ada di Kandangan selain digunakan untuk kawasan pemukiman warga juga dipakai untuk sekolahan, pasar, perkantoran, dan sebagiannya lagi berwujud tambak serta persawahan. Kandangan sebagai bagian dari wilayah Kota Surabaya mempunyai jejak-jejak sejarah yang patut untuk kita ketahui, dan   kita berharap masyarakat Kandangan tetap mampu menjaga identitasnya dengan terus merawat cerita-cerita leluhur yang disampaikan dari generasi ke generasi, serta melestarikan peninggalan-peninggalan arkeologi/ sejarah yang selama ini ada di tengah masyarakat. Nama Kandangan Berdasarkan riwayat sejarah yang di...

Ketika Seorang Anak Bertanya Pada Sang Ayah : “Kenapa ayah baca buku ?”

              Malam belum sepenuhnya utuh, magrib baru saja berlalu, Faqih berdiri mengamati sang ayah yang baru saja selesai membaca Ratib Al Haddad , yang kemudian berjalan ke perpustakaan keluarga lalu mengambil salah satu buku untuk dibaca, kebetulan buku yang diambil berjudul History of Genghis Khan karya John Man, lantas Faqih berjalan mendekat pada sang ayah lalu berkata setengah berbisik , “Kenapa ayah baca buku ?”, mendengar pertanyaan tersebut sang ayah tersenyum sambil melihat anak laki-lakinya, dan baginya ini bukan pertanyaan sederhana, ini bukan pertanyaan biasa, menurutnya ini pertanyaan peradaban yang akan membawa pada perenungan yang panjang.             Sang ayah agak bingung harus menjawab bagaimana, lalu sambil memandang anaknya sang ayah menjawab, “ Ayah baca buku karena ayah suka buku ..”, sebuah jawaban   untuk seorang anak umur empat tahun...

Proses Hadirnya Islam dalam Masyarakat Nusantara (05)

Interaksi Islam dengan Kerajaan Majapahit                        Kerajaan Majapahit yang beribukota di Trowulan telah mempunyai kota-kota pelabuhan seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Jaratan, Canggu di wilayah pantai utara Jawa Timur. Gambaran dari kota-kota tersebut   dapat diamati dalam literatur-literatur berbahasa Jawa, seperti Nagarakertagama dan Pararaton. Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan maritim-agraris mengembangkan perdagangan internasionalnya dengan disokong oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Kedua sungai tersebut berfungsi sebagai jalur perairan utama untuk mengirim semua jenis komoditas dari daerah pedalaman ke kota-kota pelabuhan, diantara komoditas ekspor yaitu beras yang diekspor ke Maluku dan Tiongkok, Lada dari Pacitan juga dikirim ke Tiongkok., serta komoditas lainnya yang   dibawa melalui Tuban seperti garam,rempah-rempah,mutiara,kulit penyu,emas,per...